Iklan

Stagnan di Survei, BPN Maksimalkan Debat Dan TKN Salahkan Kampanye Hitam

Kompastama
Kamis, 21 Maret 2019, Maret 21, 2019 WIB Last Updated 2019-03-20T19:47:33Z
Kompaskidsblogspot.com- Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Imelda Sari menilai, stagnansi dari presentase elektoral dua pasang calon Presiden-Wakil Presiden di Pilpres 2019 karena pola survei yang sama.


Dalam diskusi dengan tema Mengukur Berbagai Hasil Survei di Cikini, Jakarta Pusat, politisi Partai Demokrat itu mengatakan, bisa saja ketika mengajukan pertanyaan kepada responden, lembaga survei tidak mengangkat beberapa hal. Sehingga responden, yang tidak terakomodir, tidak menjawab dan berdampak pada persentase.

"Kami melihat ada perubahan yang mungkin tidak dibacakan oleh (lembaga) survei," ujar Imelda, Rabu (20/3).

Kendati dari setiap hasil survei pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga kerap tertinggal dari paslon 01 Jokowi -Ma'ruf, Imelda optimis elektoral Prabowo-Sandi akan terus positif hingga hari pencoblosan 17 April.

Terlebih lagi, belum ada hasil survei pasca perhelatan debat ketiga dengan peserta Ma'ruf Amin dan Sandiaga pada 17 Maret lalu.

Dia juga menegaskan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) optimis debat ketiga lalu dan debat selanjutnya mampu mendongkrak elektoral Prabowo-Sandi. Sebab dengan momen itu, kata Imelda, diharapkan bisa menggaet pemilih yang belum menentukan pilihan, undecided voters.

Merujuk hasil survei terbaru dari Litbang Kompas Jokowi-Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya dan margin of error kurang lebih 2,2 persen.

Pemilih yang masih merahasiakan pilihan itulah yang disebut Imelda akan disasar pihak BPN saat berkampanye.

"Faktornya bukan hanya rapat umum (kampanye terbuka), menurut saya yang menentukan undecided voters,

" ujarnya.Faktor Kampanye Hitam

Lain halnya dengan Imelda. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Garda Maharsi menganggap, stagnansi presentase dikarenakan banyaknya kampanye hitam yang menyasar Jokowi-Ma'ruf.

"Penurunan terjadi akibat ada upaya sistematis bukan lagi negatif campaign, tapi black campaign," ujar Garda.

Sementara pengamat politik Emrus Sihombing menilai kinerja partai politik di masing-masing koalisi sebagai penyebab stagnansi elektoral.

Ia menyebut, sebagai petahana, Jokowi sedianya dalam berkampanye tidak lagi membeberkan keberhasilannya selama masa jabatannya.
Hal itu menurut Emrus adalah tugas para menteri sebagai pembantu Presiden.

"Jokowi disibukan keberhasilan pembangunan itu harusnya tupoksi menteri," kata Emrus.

Sementara Prabowo-Sandi, menurut Emrus, kurang berkomunikasi dengan kelompok-kelompok masyarakat. Di penghujung masa-masa kampanye sedianya pasangan yang didukung Partai Gerindra , PAN, PKS , Demokrat, dan Berkarya harus secara intensif menyasar banyak kelompok masyarakat.
"Saya katakan Prabowo sudah lakukan maksimal tinggal intensifkan komunikasi antar pribadi di kelompok-kelompok masyarakat," tandasnya. [End]
Komentar

Tampilkan

  • Stagnan di Survei, BPN Maksimalkan Debat Dan TKN Salahkan Kampanye Hitam
  • 0

Terkini

Topik Populer

Iklan